Uncategorized

Bakti Sosial Pramuka SMAN 16 Palembang: Mendidik Siswa dalam Pengabdian Masyarakat dan Pencegahan Tawuran

21
×

Bakti Sosial Pramuka SMAN 16 Palembang: Mendidik Siswa dalam Pengabdian Masyarakat dan Pencegahan Tawuran

Sebarkan artikel ini
Palembang – buserpos9.id /  25 Februari 2025 – SMAN 16 Palembang kembali menggelar kegiatan bakti sosial Pramuka dengan tema Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai kepedulian sosial, disiplin, serta keterampilan hidup bagi para siswa. Tahun ini, program tersebut melibatkan siswa kelas XII yang diterjunkan langsung ke masyarakat, termasuk lingkungan RT setempat dan Pesantren Khazanah Kebajikan Sako.

Kepala SMAN 16 Palembang, Dra. Hj. Ema Nurnisya Putri, MM, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda tahunan sekolah, tetapi juga bagian dari pendidikan karakter. “Siswa harus belajar tentang kedisiplinan, tata krama, serta bagaimana beradaptasi di lingkungan sosial yang berbeda. Mereka juga harus mampu membawa diri dengan baik serta menjaga nama baik sekolah, sesuai dengan nilai-nilai kepramukaan,” jelasnya.

Terjun Langsung ke Masyarakat

Sebanyak 330 siswa kelas XII mengikuti kegiatan ini dan dibagi menjadi sembilan kelompok. Mereka diberikan berbagai tugas sosial, seperti membantu kebersihan lingkungan, berinteraksi dengan masyarakat sekitar, serta memberikan edukasi kepada anak-anak di pesantren.

Kegiatan ini tidak hanya melibatkan sekolah tetapi juga berbagai instansi yang turut memberikan pembekalan dan pelatihan kepada siswa. Hadir sebagai narasumber antara lain:

  • Danramil Sako dan Semabor 0418/08, Lettu Taufik, SH.
  • Lurah Sako, Indi Suhanto, SH., M.Si.
  • Bhabinkamtibmas Kelurahan Sako, Aipda Pol. A. Rahman.
  • Mayor CTP Suryadi sebagai Pelatih Pramuka.

Selain itu, kegiatan ini juga didampingi oleh pembina Pramuka putra, Pak Tri Oktavianto, S.Pd., serta pembina Pramuka putri, Ibu Sasmeri.

Para narasumber memberikan berbagai materi kepada siswa, mulai dari wawasan kebangsaan, pentingnya kedisiplinan, hingga bahaya narkoba dan tawuran. Mereka berharap agar siswa bisa lebih bijak dalam bergaul dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif.

Sambutan Danramil Sako: Cegah Tawuran, Jaga Etika

Dalam kesempatan tersebut, Danramil Sako, Papinka Dimas, memberikan sambutan yang menekankan pentingnya kedisiplinan dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

“Di sini juga ada Pak Lurah, karena setiap ada kegiatan kewilayahan, mereka inilah yang akan hadir dan aktif di wilayah. Yang kami hormati juga ada senior kami, Pak Suryadi dan Pak Muntashar, yang nanti akan memberikan materi. Kami sebagai pembina teritorial hadir untuk memberikan penekanan di masyarakat. Saat ini di Palembang sedang marak tawuran, terutama pada malam-malam tertentu, di mana anak-anak berkumpul dan membuat keributan,” tegasnya.

Danramil menekankan bahwa aparat kewilayahan seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Lurah harus sering turun tangan untuk mencegah aksi tawuran. Ia mengingatkan bahwa pelaku tawuran bisa mendapatkan hukuman 2 hingga 4 tahun penjara, sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

“Jangan sampai ada siswa SMAN 16 Palembang yang terlibat tawuran dan ditangkap. Hukuman untuk tawuran itu nyata dan bisa merusak masa depan kalian,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menghormati guru, menjaga sikap, dan menjauhi narkoba serta minuman keras.

“Kalian harus menunjukkan etika orang Timur, menghargai diri sendiri, orang tua, dan lingkungan sekitar. Jangan sampai terjerumus ke hal negatif, karena itu bisa merusak masa depan kalian,” tutupnya.

Sambutan Mewakili Kapolsek Sako: Bahaya Tawuran dan Pergaulan Bebas

Mewakili Kapolsek Sako, Aipda A. Rahman juga memberikan pesan penting kepada siswa tentang bahaya tawuran dan pergaulan yang tidak sehat.

“Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita sering mendengar adanya tawuran antar remaja dan antar sekolah. Tawuran ini jelas merugikan diri sendiri, masyarakat, dan keluarga. Oleh karena itu, saya tekankan kepada adik-adik, terutama laki-laki, setelah pulang sekolah jangan nongkrong di tempat yang tidak sesuai, seperti di bawah pohon sambil merokok atau minum minuman keras. Itu hanya akan merusak diri kalian sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, penyebab utama tawuran berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan kepribadian masing-masing individu, sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari lingkungan sekolah dan pergaulan.

“Kadang ada yang merasa lebih pintar atau lebih kuat, sehingga mudah tersinggung dan akhirnya membuat geng untuk tawuran. Ini sangat berbahaya dan bisa merusak masa depan kalian. Sekolah sudah jelas melarang tawuran, tetapi jika ada yang tetap melanggar, pasti akan ada konsekuensi berat, termasuk dikeluarkan dari sekolah,” tegasnya.

Ia mengajak siswa SMAN 16 Palembang untuk menghindari pergaulan yang negatif dan lebih fokus pada pendidikan serta kegiatan positif seperti Pramuka.

Pembentukan Karakter Melalui Pramuka

Tri Oktavianto, S.Pd., selaku pembina Pramuka putra, menyampaikan bahwa kegiatan Pramuka ini bertujuan untuk menanamkan rasa kepedulian sosial serta mengajarkan siswa arti pentingnya gotong-royong dan pengabdian kepada masyarakat.

Salah satu kegiatan utama dalam bakti sosial ini adalah pembersihan lingkungan RT, yang juga merupakan bagian dari program wajib yang didorong oleh pemerintah.

“Dengan keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan ini, diharapkan mereka lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” tambahnya.

Sementara itu, untuk siswa kelas X dan XI, kegiatan Pramuka dilakukan di lapangan sekolah dengan berbagai pelatihan dasar kepramukaan, seperti:

  • Pelatihan baris-berbaris.
  • Pengenalan sandi dan semapur.
  • Latihan keterampilan dasar Pramuka lainnya

Dampak Positif bagi Siswa

Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman baru tetapi juga membangun karakter yang lebih baik. Mereka belajar tentang tanggung jawab, kepemimpinan, serta cara berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung.

“Kami ingin siswa SMAN 16 Palembang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, wawasan luas tentang kepramukaan, serta menjadi individu yang kreatif dan peduli terhadap lingkungan sekitar,” ujar Tri Oktavianto.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tujuan utama Pramuka adalah membentuk generasi muda yang tangguh, mandiri, serta memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat.

“Harapannya, nilai-nilai ini tidak hanya diterapkan selama kegiatan Pramuka, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka di masa depan,” tutupnya.

Dengan semangat pengabdian dan kebersamaan, kegiatan bakti sosial Pramuka SMAN 16 Palembang ini menjadi langkah nyata dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, disiplin, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan serta masyarakat. (FIRDAUS)