Palembang – buserpos9.id / Enam bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah berlalu dengan berbagai dinamika politik dan kebijakan publik. Di tengah evaluasi kinerja Kabinet Merah Putih, perhatian publik tertuju pada sejumlah figur kunci, salah satunya Menteri Agama Nasaruddin Umar yang dinilai berhasil menjaga harmoni sosial di tengah tantangan kebangsaan.
Pada awal tahun, Presiden Prabowo melakukan reshuffle terbatas sebagai langkah awal mengevaluasi komposisi kabinetnya. Langkah tersebut disambut publik sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menyempurnakan jalannya roda pemerintahan. Terobosan demi terobosan kebijakan mulai terlihat, termasuk dalam penguatan toleransi, pengendalian inflasi pasca-Lebaran, dan akselerasi proyek-proyek strategis nasional.
Salah satu yang mendapat sorotan paling positif dari masyarakat adalah sosok Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar. Berdasarkan hasil riset Indonesia Social Insight (IDSIGHT), Nasaruddin mencatatkan tingkat penilaian positif tertinggi mencapai 67,4 persen—angka yang melampaui para menteri ekonomi yang sebelumnya mendominasi daftar tertinggi pada 100 hari pertama pemerintahan.
Direktur Komunikasi IDSIGHT, John Santosa, menyebutkan bahwa penilaian ini dihimpun dari analisis sentimen digital di media sosial. “Kami menganalisis tanggapan masyarakat pada akun-akun resmi menteri dan kementerian di empat platform utama. Kombinasi karakteristik pengguna masing-masing platform memberikan gambaran yang lebih objektif,” ungkap John dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 25 April 2025.
Nasaruddin Umar yang juga dikenal sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal dianggap sukses menyemai nilai-nilai moderasi dan merajut persatuan di tengah keberagaman agama di Indonesia. “Beliau menjadi simbol Islam yang sejuk dan inklusif. Pandangan-pandangannya soal kesetaraan gender juga progresif dan relevan dengan tantangan zaman,” tambah John.
Momentum Ramadan dan Idulfitri 2025 yang berlangsung serentak di seluruh Indonesia juga menjadi momen penting bagi Nasaruddin. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga semangat Ramadan dan memperkuat persatuan melalui tradisi silaturahmi. “Namun sayangnya, silaturahmi politik para elite justru menimbulkan polemik, terutama ketika sejumlah menteri kabinet menghadiri open house mantan Presiden Jokowi yang memunculkan spekulasi tentang dualisme kekuasaan atau ‘matahari kembar’,” jelas John.
Figur menarik lainnya yang mencuat di balik layar adalah Didit Prabowo, anak dari Presiden Prabowo. Didit dianggap berperan dalam mempererat komunikasi antara anak-anak dari keluarga presiden dan tokoh-tokoh bangsa lainnya, termasuk mereka yang kerap bersitegang. “Peran informal Didit menjadi angin segar dalam memperkuat persatuan elite di tengah gejolak ekonomi dan ketegangan geopolitik global,” ujar John.
Di sisi ekonomi, tantangan besar tengah dihadapi. Nilai tukar rupiah terus tertekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan, dan kebijakan tarif resiprokal dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi tekanan tambahan yang harus dijawab pemerintah. Dalam konteks ini, tim ekonomi dinilai perlu melakukan penguatan signifikan.
Penilaian positif terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar 65,4 persen, menurun dari sebelumnya yang mencapai 71,2 persen. Sementara Menteri BUMN Erick Thohir meraih angka 56,7 persen, turun tipis dibanding awal tahun. “Kepercayaan publik terhadap pengelolaan aset negara melalui program Danantara harus dijaga dan ditingkatkan,” tegas John.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat kenaikan kecil ke angka 52,4 persen. Airlangga saat ini tengah memimpin delegasi dalam perundingan dagang strategis yang mencakup isu kuota impor dan pelonggaran kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Langkah ini perlu pengawasan agar tidak justru berdampak negatif terhadap industri dalam negeri,” tambahnya.
Meski begitu, sejumlah capaian tetap patut diapresiasi. Kelancaran arus mudik Lebaran tahun ini menjadi bukti efektivitas pembangunan infrastruktur yang massif. Demikian juga dengan panen raya padi yang menopang optimisme pemerintah untuk mencapai target swasembada pangan.
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mendapat penilaian positif sebesar 64,6 persen. Sementara Menteri Pertanian Amran Sulaiman mencatat 62,8 persen. “AHY juga mulai disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat untuk Pilpres 2029,” ungkap John.
Sektor pendidikan juga menunjukkan dinamika yang positif. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mendapat penilaian positif sebesar 60,3 persen. Di sisi lain, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dinilai publik cukup efektif dalam menyampaikan program-program prioritas pemerintah dengan angka penilaian 54,2 persen.
“Presiden Prabowo menunjuk Prasetyo sebagai juru bicara utama program strategis seperti integrasi data tunggal sosial ekonomi (DTSEN) dan pembangunan Sekolah Rakyat. Ini langkah penting untuk menurunkan angka kemiskinan struktural,” jelas John.
Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (51,5 persen) dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (45,3 persen) masih perlu meningkatkan kinerja mereka agar dapat lebih menjawab ekspektasi masyarakat di sektor masing-masing.
Enam bulan pertama Kabinet Merah Putih memang masih menyisakan sejumlah tantangan. Namun, sinyal positif dari figur-figur menteri yang mendapat apresiasi publik dapat menjadi modal politik dan sosial yang penting untuk menghadapi bulan-bulan ke depan. Publik menantikan konsistensi, inovasi, dan keberpihakan nyata terhadap rakyat dalam implementasi setiap kebijakan. (Firdaus)