Uncategorized

Kekecewaan di Balik Antusiasme: Siswa SDN 129 Palembang Gagal Bertemu Presiden Prabowo

32
×

Kekecewaan di Balik Antusiasme: Siswa SDN 129 Palembang Gagal Bertemu Presiden Prabowo

Sebarkan artikel ini

Palembang – buserpos9.id / 23 April 2025 Suasana haru bercampur harap menyelimuti Jalan H.M Saleh, Palembang, Rabu (23/4/2025) pagi. Sejak matahari belum tinggi, ratusan siswa SD Negeri 129 Palembang telah berdiri rapi di tepi jalan, mengenakan seragam lengkap dengan semangat yang menyala-nyala. Mereka bersiap menyambut kedatangan Presiden Republik Indonesia ke-8, Prabowo Subianto, yang dijadwalkan melintasi kawasan tersebut dalam rangkaian kunjungan kerja.

Rencana kehadiran orang nomor satu di negeri ini telah menjadi perbincangan hangat di ruang kelas selama beberapa hari terakhir. Para siswa menyusun yel-yel semangat dan berharap bisa melihat langsung pemimpin yang tengah gencar mengampanyekan program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar di seluruh Indonesia.

Sekitar pukul 09.55 WIB, sorak-sorai membahana ketika iring-iringan kendaraan dinas Presiden melintasi depan sekolah. Mobil dinas MV3 Garuda Limousine buatan PT Pindad yang ditumpangi Presiden Prabowo menjadi pusat perhatian. Anak-anak melambai dengan antusias, menyebut-nyebut nama Prabowo dengan penuh semangat.

“Prabowo! Prabowo! Prabowo!” teriak para siswa sambil melompat kegirangan.

Namun, kegembiraan itu tak berlangsung lama. Mobil Presiden tidak berhenti, bahkan kaca kendaraan pun tak sedikit pun terbuka. Iring-iringan melaju perlahan, lalu tancap gas menuju agenda selanjutnya tanpa sempat memberikan sapaan langsung.

Wajah-wajah polos yang semula berbinar, mendadak berubah murung. Harapan yang telah disemai sejak pagi hari, perlahan pupus bersama deru mobil yang menjauh.

“Kecewa, inginnya pak Presiden itu mampir ke sekolah kita. Mau foto sama Presiden, tapi tidak jadi,” ungkap Zakiya, salah satu siswa SD Negeri 129 dengan suara lirih.

Kekecewaan tak hanya dirasakan oleh para siswa, tetapi juga orang tua mereka yang sejak pagi turut mengantar anak-anak lebih awal dari biasanya. Biasanya jam masuk sekolah sekitar pukul 07.00 WIB, namun hari itu sejak pukul 06.20 WIB, para orang tua sudah memadati area sekitar sekolah. Sebagian membawa ponsel, berharap bisa mengabadikan momen berharga itu.

“Padahal kami sudah dari pagi menunggu. Kalau kecewa pasti. Harapan sebelumnya bisa melihat langsung Presiden kita,” keluh Wati, salah satu wali murid

Tak hanya iring-iringan mobil yang dinanti, helikopter yang melintas rendah di atas sekolah juga sempat menghidupkan harapan. Anak-anak meyakini helikopter itu bagian dari rombongan Presiden. Mereka melambaikan tangan ke langit, bersorak seolah menyambut pemimpin negeri.

Namun, kenyataan berkata lain. Kunjungan Presiden ke sekolah mereka urung dilakukan, dan harapan yang sempat membuncah berubah menjadi kesedihan yang terpendam.

Meski sempat bangga bisa melihat langsung mobil dinas Presiden dari dekat, momen tersebut terasa hambar karena sang tokoh yang mereka dambakan tidak sempat menyapa, apalagi turun dari kendaraan.

Kepala SD Negeri 129 Palembang, Mat Genti, menuturkan bahwa meski sempat kecewa, siswa akhirnya merasa terhibur dan bahagia setelah mendapat kejutan tak terduga.

“Alhamdulillah, kekecewaan siswa terobati dengan hadirnya Walikota Palembang Ratu Dewa dan Wakil Walikota Palembang Prima Salam di tengah-tengah mereka,” ujarnya.

Kehadiran kedua pimpinan daerah itu disambut hangat oleh siswa, guru, dan masyarakat sekitar. Ratu Dewa dan Prima Salam bahkan diajak untuk swafoto (selfie) dan berfoto bersama oleh siswa dan guru yang sejak pagi menanti dengan penuh semangat.

Kejadian ini menjadi pelajaran bahwa antusiasme dan harapan rakyat, sekecil apapun, patut diperhatikan oleh para pemimpin. Apalagi harapan itu datang dari anak-anak yang dengan tulus memimpikan pertemuan langsung dengan sosok yang mereka anggap sebagai simbol kebanggaan bangsa.

Kekecewaan mungkin hanya sesaat, namun bagi para siswa SD Negeri 129 Palembang, momen itu akan membekas dalam ingatan mereka sebagai hari ketika mereka nyaris bertemu Presiden – namun tidak jadi, dan justru disapa oleh pemimpin daerah yang hadir mengobati kekecewaan mereka. (Firdaus)