Uncategorized

Kontroversi Rendang 200 Kg Willy Salim di Palembang: Diduga Settingan, Nama Baik Kota palembang Tercoreng

21
×

Kontroversi Rendang 200 Kg Willy Salim di Palembang: Diduga Settingan, Nama Baik Kota palembang Tercoreng

Sebarkan artikel ini

Palembang – busepos9.id / Pada 18 Maret 2025, kreator konten kuliner, Willie Salim, mengadakan acara memasak 200 kilogram rendang di halaman Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Sumatera Selatan. Acara ini direncanakan sebagai momen berbagi dengan warga setempat saat berbuka puasa. Namun, situasi berubah ketika rendang yang sedang dimasak tersebut tiba-tiba hilang dalam waktu singkat saat Willie meninggalkan lokasi untuk ke toilet.

Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Willie menunjukkan proses memasak rendang dengan semangat. Namun, saat kembali dari toilet, ia terkejut mendapati rendang yang belum matang sempurna tersebut telah habis diambil oleh warga yang hadir. Seorang petugas kepolisian yang berjaga di lokasi menjelaskan bahwa ia telah memperingatkan warga untuk tidak mengambil rendang karena masih panas dan belum matang, namun peringatan tersebut tidak diindahkan.

Setelah kejadian tersebut, muncul dugaan bahwa insiden hilangnya rendang tersebut adalah hasil rekayasa atau settingan untuk konten. Dugaan ini diperkuat oleh percakapan di grup WhatsApp yang beredar di media sosial, yang menyebutkan bahwa Willie dan timnya sengaja meninggalkan rendang tanpa pengawasan untuk menciptakan konten yang menarik.

Kontroversi ini memicu reaksi dari berbagai pihak. Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menegaskan bahwa kedatangan Willie Salim ke Palembang bukan atas undangan pemerintah kota. Ia meminta Dinas Pariwisata untuk mencari informasi yang akurat terkait dugaan settingan tersebut. Sementara itu, presenter asal Palembang, Andromeda Mercury, mengkritik tindakan Willie yang dianggap mencoreng nama baik warga Palembang. Ia menekankan agar tidak menggeneralisasi perilaku negatif kepada seluruh warga Palembang hanya karena insiden tersebut.

Insiden ini menimbulkan perdebatan di media sosial, dengan banyak netizen yang memberikan komentar negatif terhadap warga Palembang. Kontroversi ini menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya perencanaan yang matang dan komunikasi yang baik dalam mengadakan acara publik, terutama yang melibatkan massa, untuk menghindari kesalahpahaman dan menjaga nama baik komunitas setempat. (FIRDAUS)