Palembang – buserpos9.id / Komitmen Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji tahun 2025 mulai menunjukkan hasil nyata. Fokus utama pada layanan ramah bagi jamaah lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas (difabel) menuai apresiasi dari berbagai pihak, seiring meningkatnya rasa aman dan nyaman para jamaah di Tanah Suci.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiagakan petugas-petugas khusus di sepuluh sektor wilayah Daerah Kerja (Daker) Makkah. Petugas ini tidak hanya dilatih secara teknis, tetapi juga dibekali nilai-nilai keikhlasan dan tanggung jawab dalam melayani jamaah, terutama lansia dan difabel.
“Sebagai petugas haji yang diberikan amanah oleh negara untuk melayani tamu-tamu Allah, harus dibekali dengan tanggung jawab dan keikhlasan. Jika dua hal ini dimiliki, insya Allah pelayanan akan berjalan optimal,” ujar Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar, dalam keterangan resminya.
Mengantisipasi potensi jamaah tersesat atau terpisah dari rombongan—masalah klasik yang kerap terjadi di musim haji—PPIH membentuk tim penanganan khusus. Sistem koordinasi antar sektor kini berbasis data manifest terintegrasi antar kloter. Jika ada jamaah yang tersasar, petugas sektor akan segera menghubungi sektor asal dan mengatur penjemputan melalui tim transportasi yang tersedia.
“Kerja tim kita mengandalkan konektivitas data yang solid dan koordinasi lintas sektor. Semua bergerak cepat dan tepat agar jamaah kembali dalam kondisi aman,” terang Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji, Umrah, dan Hubungan Internasional, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, saat melakukan inspeksi langsung ke sejumlah sektor di Makkah.
Dr. Bunyamin juga menekankan pentingnya menjaga semangat kerja tim yang telah terbentuk. Menurutnya, pelayanan haji bukan hanya menyangkut aspek ibadah, tetapi juga kenyamanan sehari-hari jamaah di lapangan.
“Dalam menghadapi jamaah, akan selalu muncul hal-hal di luar dugaan. Maka penting bagi kita untuk tetap solid, menyelesaikan apa yang menjadi kegelisahan jamaah—dari urusan koper, kamar hotel, pendamping yang tidak sekamar, hingga konsumsi. Semua ini saling terkait dan harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.
Ia pun menambahkan bahwa kolaborasi lintas fungsi dan semangat saling membantu harus terus menjadi fondasi kerja di lapangan. “Insya Allah dengan izin Allah, semua akan dimudahkan jika kita bekerja dengan semangat dan hati yang tulus,” tutup Dr. Bunyamin.
Pemantauan langsung oleh pejabat Kemenag ini merupakan bagian dari upaya memastikan seluruh jamaah haji Indonesia memperoleh layanan terbaik. Hal ini juga sejalan dengan instruksi Presiden RI, Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji, terutama pada tahun ini yang menjadi ujian pertama bagi penyelenggaraan haji di bawah pemerintahannya. (Firdaus)