Palembang – buserpos9.id / Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar program “Satuko Goes To School” di SMAN 2 Palembang, Rabu (12/2/2025). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap permasalahan sampah plastik dan mengajak mereka berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
Dalam kegiatan tersebut, para siswa dengan antusias menukarkan botol plastik bekas dengan tumbler sebagai bagian dari gerakan “Sampah Tukar Tumbler atau Kopi” (Satuko). Program ini tidak hanya mendorong kebiasaan membawa wadah minum sendiri, tetapi juga mengedukasi siswa agar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Pj Wali Kota Palembang, Cheka Virgowansyah, mengatakan bahwa program ini menyasar generasi muda sebagai langkah awal dalam membentuk kesadaran lingkungan yang lebih luas.
“Kita mencoba masuk ke generasi berikutnya, generasi sekolah. Dengan membiasakan mereka membawa tumbler, kita berharap ke depannya mereka akan tumbuh menjadi individu yang peduli lingkungan. Jika nanti ada yang menjadi dokter, arsitek, atau bahkan wali kota, mereka tetap memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan dari sampah plastik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Cheka optimis bahwa Palembang bisa menjadi kota yang lebih bersih dari sampah plastik jika kesadaran ini terus ditanamkan sejak dini.
“Sekarang kita mulai dari sekolah, selanjutnya akan meluas ke berbagai tempat di Palembang. Harapan kita, pada akhirnya kota ini bisa benar-benar terbebas dari sampah plastik,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 2 Palembang, Marphudok, S.Pd., M.Pd., menyambut baik program ini sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek Profil Pelajar Pancasila (P5). Ia menekankan bahwa kesadaran lingkungan adalah hal penting yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini adalah edukasi yang sangat penting bagi kita semua. Melalui kegiatan ini, siswa dituntut untuk peduli terhadap lingkungan dan memahami dampak gaya hidup mereka, terutama dalam mengurangi penggunaan plastik. Kita tahu bahwa plastik membutuhkan waktu terurai antara 10 hingga 500 tahun. Jika kita tidak berupaya mengatasinya, generasi mendatang akan menghadapi masalah besar,” ungkapnya.
Marphudok juga mengajak seluruh siswa untuk berkomitmen dalam membawa tumbler ke sekolah setiap hari sebagai bentuk nyata dari kesadaran lingkungan.
“Jika 1.300 siswa di sekolah ini membawa tumbler dan menggunakannya dua kali sehari, berarti kita sudah mengurangi 2.600 botol plastik dalam sehari. Ini adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar. Selain itu, kami juga mendapatkan informasi bahwa ada bank sampah di sekitar sekolah. Ke depannya, sampah plastik akan kami tabung di bank sampah agar bisa dimanfaatkan kembali,” tambahnya.
Sebagai penutup, Marphudok menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Palembang atas program ini dan berharap sekolahnya dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan serupa.
“Kami berterima kasih atas edukasi yang diberikan. Semoga di masa depan, sekolah kami tetap menjadi bagian dari berbagai program kebersihan dan edukasi lingkungan lainnya. Ini adalah langkah awal untuk membentuk generasi yang lebih peduli terhadap bumi,” pungkasnya.
Program “Satuko Goes To School” diharapkan dapat terus berlanjut ke sekolah-sekolah lain di Palembang, sehingga semakin banyak siswa yang sadar akan pentingnya mengurangi sampah plastik dan menerapkan kebiasaan ramah lingkungan. (FIRDAUS)